Meski ke mana?
Harus bagaimana?
Harus bagaimana?
Semua berubah,
Kecuali ingatan.
Aku,
Sama sepertimu
Pernah ingin kembali ke masa lalu
Hanya untuk bisa memulai lagi dari awal.
Kecuali ingatan.
Aku,
Sama sepertimu
Pernah ingin kembali ke masa lalu
Hanya untuk bisa memulai lagi dari awal.
Di mana langit?
Di mana udara?
Di mana dermaga?
Di mana udara?
Di mana dermaga?
Langit yang kupandang:
Tetap sama.
Tapi bumi, tak pernah berhenti berotasi.
Udara yang kuhirup:
Tetap sama.
Tapi aroma yang menghinggapi, tak lagi kukenal.
Dermaga yang kulalui:
Tetap sama.
Yang datang dan pergi silih berganti.
Tetap sama.
Tapi bumi, tak pernah berhenti berotasi.
Udara yang kuhirup:
Tetap sama.
Tapi aroma yang menghinggapi, tak lagi kukenal.
Dermaga yang kulalui:
Tetap sama.
Yang datang dan pergi silih berganti.
Jika setiap hari adalah pencarian,
Di mana petunjuk jalan menuju pulang?
Di mana mereka yang seharusnya bersama?
Di mana?
Di mana petunjuk jalan menuju pulang?
Di mana mereka yang seharusnya bersama?
Di mana?
Pikiranku terus berkeliling
Ke segala arah
Tapi
Tetap saja tak pernah kutemukan:
Sebuah jawaban.
Lalu mengapa aku harus tetap mencari?
Ke segala arah
Tapi
Tetap saja tak pernah kutemukan:
Sebuah jawaban.
Lalu mengapa aku harus tetap mencari?
Jika tersesat adalah hidup
Kematian adalah mercusuar.
Kematian adalah mercusuar.
Dan
Pada akhirnya setiap orang hanya akan menjadi
memori bagi orang lain.
Pada akhirnya setiap orang hanya akan menjadi
memori bagi orang lain.
Jakarta, Maret 2018.
Comments
Post a Comment